eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3): 731-740 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org Copyright 2013
PERAN UNITED NATIONS PROGRAMME ON HIV/AIDS (UNAIDS) DALAM MENANGGULANGI PENYEBARAN HIV/AIDS DI NIGERIA (2005-2009) Linda Mariana AR Nim. 0802045063 eJournal Ilmu Hubungan Internasional Volume 1, Nomor 3, 2013
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3): 731-740 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org Copyright 2013
PERAN UNITED NATIONS PROGRAMME ON HIV/AIDS (UNAIDS) DALAM MENANGGULANGI PENYEBARAN HIV/AIDS DI NIGERIA (2005-2009) LINDA MARIANA AR1 0802045063 Abstract This research overcome described the United Nations Programme On HIV/AIDS’s (UNAIDS) Role in Combating the Spread of HIV/AIDS in Nigeria. Using descriptive analysis, which described the UNAIDS roles in providing assistance. The data secondary presented that obtained through literature review, books, internet and others. Analysis technique is qualitative analysis technique. The result showed that the role of UNAIDS in tackling the spread of HIV/AIDS in Nigeria is UNAIDS as container for the whole community to consult, obtain are and treatment. UNAIDS as a means of supporting the technical and strategic information in an effort to fight HIV/AIDS in the sector of health, education and information. And UNAIDS as institutions that regulate the role of the state in carrying out efforts to tackle the spread of HIV/AIDS. In tackling the spread of HIV/AIDS in Nigeria, UNAIDS made several efforts namely, media campaigns and public awareness, prevention of mother-to-child transmission and treatment and HIV/AIDS treatment.
Keywords: UNAIDS, HIV/AIDS, Nigeria Pendahuluan Masalah kesehatan merupakan permasalahan yang beberapa diantaranya belum bisa terselesaikan. Adapun permasalahan kesehatan yang sekarang menjadi Global Issues, yaitu mewabahnya virus yang mematikan baik di negara maju maupun Immunodeficiency Virus), disebut human (manusia) karena virus ini hanya dapat menginfeksi manusia dan virus ini menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yaitu infeksi yang terjadi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Penyebaran penyakit HIV/AIDS ini membuat sebagian negara menganggap bahwa semua negara–negara didunia tidak lepas akan keterkaitan virus yang membahayakan ini. Keberadaan HIV/AIDS di berbagai negara menjadi ancaman tersendiri sebagai masalah kehidupan sosial dan kesehatan, sehingga kebijakan pemerintah maupun lembaga-lembaga atau organisasi internasional yang berperan dibutuhkan dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS ini.
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: Lyndaa_ndaa@yahoo.com
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 731-740
Disetiap negara-negara masih memungkinkan memiliki masalah terhadap kesehatan terutama pada penyakit yang dapat menular dan berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial. Namun negara-negara yang ada di dunia terinfeksi virus HIV yang sangat membahayakan ini, tidak hanya di negara berkembang saja melainkan negara maju pun banyak masyarakatnya telah terinfeksi virus HIV/AIDS. Benua Afrika memiliki jumlah tertinggi sebagai akibat tingkat kemiskinan yang tinggi, sehingga akses ke perawatan kesehatan sangat minim. Negara-negara yang berada di Sub Sahara Afrika termasuk negara-negara yang memiliki tingkat penyebaran HIV/AIDS yang sangat cepat. Kenyataannya, lebih dari 90 % kasus HIV/AIDS ditemukan di Negara Sedang Berkembang (NSB), utamanya di Negara-negara Sub-Sahara Afrika (HIV/AIDS di Negara Berkembang ,http://www.census.gov/ population/international/files/hiv/nigeria08.pdf=nigeria08).
Nigeria merupakan negara yang berada di Sub Sahara Afrika yang menduduki peringkat ke-2 dari jumlah penderita HIV/AIDS diseluruh dunia dan prevalensi tertinggi setelah Afrika Selatan. Kelompok masyarakat yang terkena HIV/AIDS adalah, orang dewasa yang berusia 15 tahun keatas berjumlah 2.900.000 jiwa, wanita yang berusia 15 tahun keatas berjumlah 1.700.000 jiwa, anak-anak yang berumur 0-14 tahun berjumlah 360.000 jiwa dan yatim piatu yang berusia 0-17 tahun berjumlah 2.500.000 jiwa (Nigeria–Unaids, http://www.unaids.org/en /regionscountries/countries/nigeria). Kasus HIV/AIDS yang memiliki tingkat prevalansi yang tinggi di Nigeria adalah prostitusi dan hubungan seks tanpa menggunakan kondom antara heteroseksual. Daerah yang memiliki tingkat prevalansi tertinggi mengenai prostitusi yaitu Abuja dengan 49,2 % dan Kano dengan tingkat prevalansi sebesar 49,1 % (Nigeria 2010 Country ProgressReport, http://www.data.unaids.org/pub/report/2010/nigeria_2010_country_progress_report_en.pdf).
Faktor penyebab penyebaran HIV/AIDS di Nigeria terdiri dari faktor ekonomi, pola reproduksi atau sistem sosial dan tingkat pendidikan. Pada faktor ekonomi, Nigeria merupakan negara yang memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, hal tersebut memicu peningkatan HIV/AIDS yang disebabkan kemiskinan sehingga masyarakat Nigeria memilih cara lain dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dengan melibatkan dirinya sendiri (pelacuran), penjualan anak dibawah umur dan menikahkan gadis dibawah umur untuk menghasilkan uang atau melunasi hutang. Adapun kemisikinan di Nigeria mempengaruhi pelayanan kesehatan yaitu kurangnya pendanaan terhadap alat-alat perobatan sehingga alat-alat perobatan tidak steril masih sering digunakan (Hubungan antara kemiskinan dan HIV di Nigeria, http://guru-oh-guru.blogspot.com/2012/08/hubungkait-antara-kemiskinan-dan -hiv-di.htm).
Peran United Nations Programme On HIV/AIDS (UNAIDS) (Linda Mariana AR)
Penyebab penyebaran dalam pola reproduksi atau sistem sosial memberikan sekitar 80-95 % dari infeksi HIV di Nigeria adalah akibat dari seks heteroseksual. Penyebabnya meliputi pernikahan yang sering dilakukan secara tradisional jarang dilakukan secara hukum sehingga membuat beberapa pasangan lebih mudah berganti-ganti pasangan, kurangnya informasi tentang kesehatan seksual dan HIV, rendahnya tingkat penggunaan kondom, tingginya penyakit menular seksual, penggunaan narkoba, pemabatasan promosi kondom dan pendonoran darah yang tidak aman karena tidak semua rumah sakit Nigeria memiliki teknologi untuk memeriksa darah dan karena itu ada risiko menggunakan darah yang terkontaminasi
http://centrabatiktulis.wordpress.com/2012/02/23/budaya-nigeria-budaya-bea-dan-cara-rakyat.html). Dalam tingkat pendidikan di Nigeria, seks adalah topik yang sangat tabu di Nigeria dan pembahasan seks dengan remaja sering dianggap sebagai tidak pantas. Upaya untuk memberikan pendidikan seks bagi kaum muda telah terhambat oleh keberatan agama dan budaya(HIV in Nigeria, terdapat di http://www.avert.org/aids-nigeria.html).
Dengan adanya kasus penyebaran HIV/AIDS membuat beberapa lembaga atau organisasi internasional memberikan bantuan dan peran mereka dalam menananggulangi atau memperkecil jumlah penyebaran HIV/AIDS yang sudah terjadi salah satunya adalah UNAIDS. UNAIDS berada di Nigeria dikarenakan adanya peningkatan penyebaran HIV/AIDS yang semakin tinggi. Sebelum masuknya UNAIDS ke Nigeria, telah diketahui bahwa jumlah atau tingkat prevalansi atas kasus-kasus penyebaran HIV/AIDS meningkat karena kurangnya pengawasan dan bantuan terhadap masyarakatnya sendiri, sehingga UNAIDS yang merupakan program bersama PBB dan WHO untuk HIV/AIDS secara internasional, merupakan pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemik HIV yang cepat, meluas dan terkoordinasi ikut berperan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Nigeria.
UNAIDS berdiri pada tahun 1995 dan bermarkas di Genewa, Switzerland dan untuk sekretariat UNAIDS telah ada lebih dari 80 negara di seluruh dunia.UNAIDS maupun WHO sangat dibutuhkan peranannya dalam mengatasi masalah HIV/AIDS ini. UNAIDS telah berusaha melakukan perannya secara maksimal dalam pencegahan penyebaran HIV/AIDS di seluruh dunia (Seminar Terapi Komplementer untuk HIV/AIDS, http://www.opensubcriber.com/message/ mediacare@yahoo.com/4982221.html). Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk mendapatkan gambaran yang spesifik dan jelas, dilakukan pembatasan ruang lingkup permasalahan penelitian pada Peran United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) Dalam Menanggulangi Penyebaran
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 731-740
HIV/AIDS di Nigeria pada tahun 2005 – 2009. Karena pada tahun 2005-2009 masih terjadi peningkatan jumlah yaitu bagaimana “Peran United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) Dalam Menanggulangi Penyebaran HIV/AIDS di Nigeria (2005–2009) ?”. Adapun tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran UNAIDS dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Nigeria.
Kerangka Konseptual Teori Organisasi Internasional Organisasi internasional didefinisikan sebagai pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambung dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar sesama kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda(May Rudy,2002:3). Organisasi internasional dibentuk untuk melaksanakan peran-peran dan fungsi sesuai tujuan pendirian organisasi internasional tersebut, peranan adalah aspek dari fisiologi organisasi yang meliputi fungsi adaptasi dan proses. Peranan organisasi internasional adalah sebagai berikut : (UNDP, 1994:23) 1. Sebagai wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mencegah
dan mengurangi intensitas konflik (sesama anggota).
2. Sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkan keputusan bersama yang
3. Sebagai lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang di perlukan
(antara lain kegiatan sosial kemanusian, bantuan untuk pelestarian lingkungan hidup, pemugaran monument bersejarah, peace keeping operation, dan lain-lain).
UNAIDS digolongkan sebagai organisasi antar pemerintah (inter-governmental organization), organisasi ini merupakan organisasi internasional global dilihat dari ruang lingkup kegiatannya yaitu dalam bidang kesehatan yang khususnya menangani permasalahan HIV/AIDS, dilihat dari tujuan kegiatan organisasinya termasuk dalam organisasi internasional khusus dimana hanya mencakup bidang penanganan HIV/AIDS saja. UNAIDS merupakan suatu wadah atau forum kerjasama bagi penanganan permasalahan penyebaran HIV/AIDS yang merupakan permasalahan di bidang kesehatan seluruh dunia, UNAIDS dibentuk secara bersama-sama oleh organisasi dibawah naungan PBB. Dan UNAIDS merupakan sarana untuk mengkonsolidasikan kerjasama antara pemerintah, masyarakat maupun organisasi kemasyarakatannya dengan peran organisasi kearah pencapaian tujuan untuk melakukan pencegahan penyebaran HIV/AIDS di Nigeria yang perlu diusahakan secara bersama-sama. Dan dalam organisasi,
Peran United Nations Programme On HIV/AIDS (UNAIDS) (Linda Mariana AR)
UNAIDS dianggap sebagai lembaga karena memenuhi unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi internasional, yang merupakan sebuah organisasi antar pemerintah, dimana ruang lingkup kegiatannya bersifat global dan memiliki perwakilan di banyak negara dunia. Human Security Menurut laporan Human Development Report yang dikeluaran oleh The United Nations Development Program (UNDP) lainnya pada tahun 1994, definisi dari konsep Human Security memiliki dua makna. Pertama Human Security merupakan keamanan (manusia) dari ancaman-ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit dan represi. Kedua, Human Security mengandung makna adanya perlindungan atas pola-pola kehidupan harian seseorang baik dalam rumah, pekerjaan atau komunitas dari gangguan-gangguan yang dating secara tiba-tiba serta menyakitkan. Ancaman-ancaman dan gangguan tersebut dapat menimpa segala bangsa tanpa memandang tingkatan pembangunan dan pendapatan nasional. UNDP mengidentifikasikan tujuh kategori ancaman yang perlu dicermati secara serius berdasarkan wujud keamanan nasional tersebut.Ketujuh kategori tersebut yaitu keamanan ekonomi, keamanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan lingkungan hidup, keamanan pribadi, keamanan komunitas dan keamanan politik. Penyebaran HIV/AIDS di Nigeria merupakan salah satu masalah yang terdapat dalam Human Security yang tergolong sebagai salah satu masalah yang dikategorikan dalan keamanan kesehatan. Hal itu dikarenakan Nigeria memiliki masalah keamanan kesehatan yang memberikan dampak buruk terhadap ekonomi, sosial dan tingkat pendidikannya. Dan HIV/AIDS telah memberikan ancaman terhadap Nigeria karena telah membuat permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kelompok masyarakat seperti adanya pengaruh buruk terhadap dunia luar dan tindakan diskriminasi. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan Peran United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Nigeria (2005 – 2009). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan penelitian ini adalah menggunakan metode library research atau telaah pustaka, yakni data – data tersebut diperolah dari berbagai literature, seperti buku – buku, situs – situs internet, majalah, surat kabar, dan sumber – sumber lain yang terkait mendukung dalam penulisan penelitian ini. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Content Analysis, yaitu menganalisis data dari sumber-sumber tertulis dan data yang terkumpul akan dihubungan dengan masalah yang diteliti. Angka-angka statistik hanya digunakan sebagai data pendukung dari semua fakta yang hendak digambarkan dan dijelaskan.
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 731-740 Pembahasan HIV/AIDS Di Nigeria
Pada awalnya pemerintah Nigeria lambat untuk merespon peningkatan angka penularan HIV. Ketika Olusegun Obasanjo menjadi presiden Nigeria pada tahun 1999, pencegahan, pengobatan dan perawatan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah. Dua kasus HIV dan AIDS di Nigeria yang diidentifikasi pada tahun 1985 dan dilaporkan pada konferensi AIDS internasional di tahun 1986. Laporan pengawasan mengungkapkan bahwa selama tahun 1990 prevalensi HIV meningkat dari 3,8% pada tahun 1993 menjadi 4,5% pada tahun 1998.
Ada tiga carapeneluran utama HIV/AIDS di Nigeria yaitu, seks heteroseksual, sekitar 80-95 persen dari infeksi HIV di Nigeria adalah akibat dari seks heteroseksual. Faktor-faktor yang ini meliputi kurangnya informasi tentang kesehatan seksual dan HIV, rendahnya tingkat penggunaan kondom, dan tingginya penyakit menular seksual. Terutama wanita mudah terinfeksi HIV, pada tahun 2009 perempuan menyumbang 56 persen dari seluruh orang dewasa berusia 15 ke atas yang hidup dengan virus. Kemudian penularan HIV melalui transfusi darah, darah yang tidak aman menyumbang sumber terbesar kedua dari infeksi HIV di Nigeria. Tidak semua rumah sakit Nigeria memiliki teknologi untuk secara efektif dan karena itu ada risiko menggunakan darah yang terkontaminasi. Dan Ibu ke anak, setiap tahun sekitar 75.000 bayi di Nigeria yang lahir dengan HIV. Diperkirakan 360.000 anak-anak hidup dengan HIV di negara ini, yang kebanyakan menjadi terinfeksi dari ibu mereka.ini telah meningkat dari 220.000 di 2007.
Keterlibatan UNAIDS Dalam Penanggulangan HIV/AIDS
UNAIDS merupakan IGO yang bernaung di bawah PBB yang menangani permasalahan HIV/AIDS di seluruh dunia. Pada tahun 1994, PBB mendirikan UNAIDS yang mulai diluncurkan pada Januari 1996 dengan melibatkan 10 organisasi untuk bergabung menjadi pendukung program-program gabungan PBB terhadap HIV/AIDS. Sebagai pendukung utama dari aksi seluruh dunia menanggulangi HIV/AIDS, UNAIDS mempunyai misi global yaitu mengarahkan, memperkuat dan mendukung tanggapan terhadap wabah penyakit tersebut yaitu dengan mencegah penyebaran HIV/AIDS, memberikan perhatian dan dukungan bagi mereka yang terinfeksi penyakit tersebut, mengurangi kerentanan terhadap penyakit tersebut bagi setiap individu dan komunitas HIV/AIDS, dan mengurangi dampak sosial, ekonomi dan kemanusiaan terhadap wabah penyakit tersebut. Peran UNAIDS Dalam Menanggulangi Penyebaran HIV/AIDS Di Nigeria (2005-2009) Dalam upaya penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS di Nigeria, pemerintah Nigeria turut serta membantu dan menjalin kerjasama terhadap WHO dan Peran United Nations Programme On HIV/AIDS (UNAIDS) (Linda Mariana AR)
UNAIDS, sebagai upaya yang mewujudkan pengurangan angka HIV/AIDS di Nigeria. Beberapa upaya yang dilakukan di Nigeria, yaitu : 1. Kampanye media & kesadaran masyarakat Nigeria adalah sebuah negara besar dan beragam, kampanye media untuk meningkatkan kesadaran HIV adalah cara praktis untuk mencapai banyak orang di berbagai daerah. Melalui radio kampanye seperti yang dibuat oleh masyarakat untuk kesehatan keluarga diperkirakan telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku. "Mimpi Masa Depan", adalah siaran radio seri tahun 2001 di sembilan bahasa di 42 saluran radio. Ini berfokus pada mendorong penggunaan kondom
yang konsisten, meningkatkan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan untuk negosiasi kondom pada laki-laki tunggal dan wanita berusia antara 18 dan 34. Pada tahun 2005, kampanye diluncurkan di Nigeria dalam upaya untuk meningkatkan lebih kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS. Kampanye ini mengambil keuntungan dari kenaikan baru-baru pemilik ponsel dan mengirim pesan teks dengan informasi tentang HIV / AIDS ke sekitar 9 juta orang. Profil lain kampanye media tinggi adalah fronted oleh Femi Kuti, anak Fela Kuti, musisi Afrobeat terkenal yang meninggal karena AIDS pada tahun 1997. Dia muncul di billboard di samping jalan di seluruh Nigeria dengan slogan 'AIDS: No dey show for face', yang berarti Anda tidak bisa mengatakan seseorang menderita AIDS dengan melihat mereka. 2. Pencegahan penularan dari ibu ke anak penularan HIV Program Nigeria untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak dimulai pada bulan Juli 2002. Meskipun upaya untuk memperkuat program, pada 2007 hanya 5,3% perempuan HIV positif menerima obat antiretroviral untuk mengurangi risiko ibu ke anak. Angka ini meningkat menjadi hampir 22% pada 2009, namun masih tetap jauh dari akses universal target yang bertujuan untuk cakupan 80%. Nevirapine dosis tunggal tidak lagi dianjurkan untuk pencegahan dari ibu ke bayi. Sementara 19.733 atau 9%, terinfeksi HIV ibu hamil menerima pengobatan yang paling efektif antiretroviral untuk pada tahun 2010, sekitar 6.505 wanita hamil masih hanya menerima nevirapine dosis tunggal. Cakupan untuk bayi masih sangat rendah, pada tahun 2009 hanya 8% anak-anak menerima ARV. 3. pengobatan dan perawatan HIV di Nigeria Ketika obat antiretroviral (ARV) diperkenalkan di Nigeria pada awal 1990, mereka hanya tersedia bagi mereka yang membayar untuk mereka. Karena biaya obat yang sangat tinggi pada saat ini dan mayoritas warga Nigeria yang hidup dengan kurang dari $ 2 per hari, hanya minoritas kaya yang mampu membayar pengobatan. Pada tahun 2002 pemerintah Nigeria memulai program pengobatan antiretroviral, yang bertujuan untuk diberikan kepada10.000 orang dewasa dan 5.000 anak dengan obat antiretroviral dalam satu tahun. Senilai $ 3.500.000 awal ARV itu harus diimpor dari India dan dikirimkan dengan biaya bulanan bersubsidi $ 7 per orang. Program ini diumumkan sebagai program pengobatan antiretroviral
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 731-740
terbesar Afrika. Pada tahun 2004 program ini telah mengalami kemunduran besar karena terlalu banyak pasien yang direkrut tanpa pasokan obat yang cukup besar untuk dibagikan. Hal ini mengakibatkan daftar tunggu memperluas dan obat- obatan tidak cukup untuk memasok permintaan yang tinggi. Para pasien yang sudah mulai menjalani pengobatan tersebut kemudian harus menunggu sampai tiga bulan untuk obat lebih. ARV sedang diberikan hanya 25 pusat pengobatan di seluruh negara yang jauh dari memadai pada upaya membantu 550.000 orang diperkirakan membutuhkan ART. Sehingga, pada tahun 2006 Nigeria membuka 41 pusat baru AIDS dan mulai membagi-bagikan ARV gratis bagi mereka yang membutuhkan mereka. Pengobatan skala-up antara 2006-2007 itu, naik dari 81.000 orang (15% dari mereka yang membutuhkan) untuk 198.000 (26%) pada akhir 2007. Sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan pengobatan yang cukup dan perawatan bagi mereka yang hidup dengan HIV di Nigeria jelas sangat kurang. Sebagian besar dana berasal dari mitra pembangunan. Para donor utama adalah PEPFAR, yang Global Fund dan Bank Dunia.
Kesimpulan UNAIDS sebagai organisasi internasional bagi negara-negara di seluruh dunia dalam pencegahan HIV/AIDS memberikan distribusi regional. UNAIDS dalam bidang kesehatan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan tim medis untuk pencegahan HIV melalui tes dan konseling, dan memberikan bantuan melalui para aktor yang mendanai fassilitas kesehatan di Nigeria dan untuk pendidikan UNAIDS bersama UNICEF membantu memberikan pelatihan untuk para guru- guru tentang pengetahuan HIV/AIDS sehingga memudahkan para guru-guru memberikan penjelasan HIV/AIDS terhadap murid-muridnya dan bagaimana cara penularannya tanpa menimbulkan kesalahpahaman dan salah pengertian terhadap anak dibawah umur, sehingga pengetahuan tentang seks bukanlah hal yang tabu untuk disosialisasikan selama cara menyampaikannya wajar dan bisa dipahami. UNICEF juga membantu anak-anak dan anak yatim untuk mendapaktakan kehidupan yang lebih layak dan menghindari dari berbagai ancaman, kekerasan, pelecehan seksual dan perdagangan.
UNAIDS juga memberikan sumbangan yang tidak kecil melalu Global Fund sebagai salah satu upaya dan dukungan untuk mengatasi epidemi HIV/AIDS di Nigeria, sehingga Nigeria sedikit demi sedikit dapat melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan peluang kepada Nigeria untuk merealisasikan bebrapa upaya yang telah terencana. Kemudian UNAIDS juga melakukan kerjasama dengan PEPFAR untukmencegah infeksi HIV baru dikalangan anak-anak dan UNAIDS juga bergabung dalam proyek Desa Milenium guna untuk menjaga anak-anak bebas dari HIV.
Awal terjadinya kasus HIV/AIDS di Nigeria mengalami peningkatan hingga tahun 2001 dan menurun pada tahun 2005, kemudian meningkat kembali hingga tahun
Peran United Nations Programme On HIV/AIDS (UNAIDS) (Linda Mariana AR)
2009, namun peningkatan yang terjadi pada tahun 2005 hingga 2009 tidak sebesar pada peningkatan pada awal 1991 hingga 2001, hal tersebut dikarenakan campur tangan dari organisasi internasional lainnya yang bekerjasama dengan UNAIDS yang memberikan beberapa upaya-upaya yang berperan dalam pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Saran Berkaitan dengan Peran UNAIDS dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Nigeria maka ada beberapa saran dari penulis yang dianggap perlu untuk diajukan : 1. Sebagai organisasi internasional yang berkaitan dengan kesehatan, UNAIDS
dapat memberikan peran yang lebih terhadap negara-negera yang membutuhkan akibat penyebaran HIV/AIDS yang menjadi ancaman sebuah negara dan menimbulkan dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial dan tingkat pendidikan.
2. Respon pemerintah seharusnya lebih tanggap di awal kemunculan kasus
HIV/AIDS di Nigeria sehingga memungkinkan penyebaran HIV/AIDS di Nigeria dapat dicegah sedinimungkin.
3. Pemerintah melibatkan diri secara langsung terhadap penderita AIDS sehingga
memberikan dukungan dan semangat hidup, hal tersebut merupakan pengobatan secara mental untuk penderita HIV/AIDS.
4. Bantuan dari pemerintah diharapkan memberikan jumlah yang lebih mengenai
pelayanan kesehatannya, pembagian bantuan obat antiretroviral dengan rata dan mudah didapatkan tanpa ada kendala wilayah yang sulit terjangkau dan lebih terbukanya pemerintah terhadap organisasi dunia lainnya sehingga dengan mudah dapat mengumpulkan bantuan-bantuan yang sangat dibutuhkan dalam keadaan mendesak.
5. Keberhasilan penanggulanan penyebaran HIV/AIDS bukan hanya tergantung
oleh organisasi internasional lainnya, UNAIDS dan pemerintahan Nigeria, tetapi dari kemauan diri sendiri memproteksi diri terhadap infeksi HIV/AIDS.
Referensi Buku T. May Rudy, 2002,Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung : PT
Laporan United Nation Development Program (UNDP), Human Development Report 1994
(New York : Oxford University Press, 1994)
Media Internet Budaya-Nigeria
http://centrabatiktulis.wordpress.com/2012/02/23/budaya-nigeria-budaya-bea-dan-cara-rakyat.html
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 731-740 HIV in Nigeria, terdapat di http://www.avert.org/aids-nigeria.htm HIV/AIDS di Negara Berkembang, terdapat di http://www.census.gov/
population/international/files/hiv/nigeria08.pdf=nigeria08
Hubungan antara kemiskinan dan HIV di Nigeria, terdapat di http://guru-oh-
guru.blogspot.com/2012/08/hubungkait-antara-kemiskinan-dan-hiv-di.htm
Nigeria 2010 Country Progress Report, terdapat di http://www.data.unaids.org/
pub/report/2010/nigeria_2010_country_progress_report_en.pdf
Nigeria–Unaids, terdapat di http://www.unaids.org/en/regionscountries/countries
http://www.opensubcriber.com/message/mediacare@yahoo.com/4982221. html
ROYAUME DU MAROC MINISTERE DE LA SANTE CENTRE HOSPITALIER IBN ROCHD Dossier d’Appel d’Offres Ouvert N° 037-2013 OBJET : ACHAT DES MEDICAMENTS AVERTISSEMENT Pour pouvoir communiquer les modifications éventuelles que le maître d’ouvrage se réserve le droit d’apporter au dossier du présent appel d’offres conformément à l’article 21 du règlement fixa
MBN Commentary - Charles Morris Date: 07-25-11 Heat Wave Charles Morris, a former secular journalist and bureau chief for UPI, is now the host of HAVEN Today which airs at 2:30 p.m., each weekday on Moody Radio Cleveland. More Info: Transcript: Records are meant to be broken and heat waves are no exception. And this summer’s heat wave is breaking more records